Sabtu, 16 Desember 2017

Donat dan Para Penghuni Kamar Nomor 104

Tak hanya terkenal karena tampangnya yang mengerikan. Hyodo Juza, seorang anggota dari grup teatrikal Musim Gugur Mankai, terkenal juga sebagai preman terkuat di sekolahnya, SMA Ouka. Namun tak ada yang tahu kalau dia bukanlah orang jahat, kecuali anggota Mankai dan keluarganya sendiri. Bahkan teman sekamarnya di asrama Mankai pun pada awalnya berniat ingin mengalahkannya. Settsu Banri, teman sekamarnya itu, sekarang menjadi orang nomor satu yang lebih mengerti tentang Juza daripada orang lain.


Banri bersiul sambil menenteng tasnya, pulang sendirian meninggalkan Sakuya dan Masumi berdua. Ingin membeli anting baru untuk kakaknya, katanya. Hanya alasan belaka, seperti biasa. Dia hanya ingin pulang sendirian. Hidupnya masih sedikit membosankan baginya. Dia ingin jalan-jalan sebentar.

Sampai akhirnya dia berpapasan dengan teman sekamarnya, Hyodo Juza. Tidak bisa dibilang berpapasan. Dia hanya melihat teman sekamarnya itu tengah berdiri di antrean halte bus, tak jauh dari tempat Banri bersembuyi (agar tidak terlihat oleh Juza), sambil memandang seseorang dengan seragam yang sama dengan Juza. Sebuah kotak cukup besar, transparan, dan cantik ada di tangannya. Tak jelas toko apa, tapi Banri melihat tulisan 'cake and donuts' di kotaknya. Banri menduga isinya adalah kue-kue manis. Kesukaan Juza.

"Pantes kelihatan ngiler," gumamnya pelan.

Banri paham betul apa yang ada di dalam pikiran Juza. Pasti mau tanya itu kue rasa apa, pikirnya. Tapi setelah melihat orang dengan kotak kue itu memandang Juza dengan ketakutan, Banri tersadar.

Oh, iya. Juza kan ditakuti satu sekolah.

"Anu...," Juza mulai membuka mulutnya, hendak bertanya pada murid sekolahnya yang membawa kotak kue tersebut.

Si pembawa kotak mulai gemetar, perlahan mundur sambil mendekap kotak kuenya. Dengan terbata ia berkata,

"M-m-maaf! Aku nggak punya uang!!"

Ia kabur. Banri mulai menggerutu. Terbesit niat untuk mengejar murid SMA Ouka itu setelah melihat ekspresi wajah Juza. Bingung, sedih, alisnya mengkerut.

"Si bego Hyodo," gumamnya lagi sambil pergi dari tempat persembunyiannya, mengejar si pembawa kotak.

***

Apa aku emang keliatan seram?

Juza terdiam sepanjang perjalanannya pulang menuju asrama Mankai. Ingin memperbaiki moodnya yang buruk, dia berjalan menuju toko dekat taman tempat dia selalu membeli bakpau rasa stroberi kesukannya. Dilahapnya bakpau itu dengan senang selagi hangat sambil duduk di kursi taman. Pikirannya kembali melayang ke murid sekolahnya yang mendadak kabur setelah melihatnya.

"Yah, sayang sekali. Padahal aku cuma ingin tanya donat yang di kotak itu rasa apa. Kayaknya enak, kalau aku bagi ke Muku juga dia kayaknya bakal suka," gumamnya.

Ia melahap bakpaunya lagi.

"Udah lama aku berhenti berantem, tapi rasanya julukan Terkuat SMA Ouka masih nempel kuat."

***

"Aku pulang." Juza melepas sepatunya dan berjalan langsung ke kamarnya.

"Juza-kun! Selamat datang~" Izumi menyapanya dari ruang tamu.

"Ussu."

"Nggak bareng Tenma sama Taichi?" tanya Izumi.

"Tenma ada syuting. Taichi lagi jalan sama temen sekelasnya. Aku juga jalan-jalan dulu tadi sebentar."

"Oohh..." jawab Izumi singkat.

"Aku ke kamar dulu," kata Juza sambil mengangguk sopan ke Izumi.

"Iya~ Selamat istirahat, Juza!"

Juza berjalan ke arah kamar nomor 104 dan membuka pintunya dengan perlahan. Dia melihat ke sekelilingnya.

"Baru balik?" Banri menyapanya dari kursi di kamar mereka. Tangannya menggenggam handphone. Main game, rupanya.

"Ussu." Juza hanya menjawab singkat.

Dia menggantung tas serta seragam sekolahnya, mengganti bajunya, dan kembali menggunakan jaket hitam ungu bututnya. Hingga dia menyadari sesuatu.

Sebuah kotak transparan cantik dengan tulisan 'cake and donuts' terletak di atas meja belajarnya.

"Donat rasa jeruk. Pengen kan tadi?" celetuk Banri.

Juza menoleh ke arahnya. Belum sempat Juza bertanya bagaimana ia bisa tahu, Banri memotongnya.

"Aku ke kamar sebelah dulu. Nunggu Itaru-san balik. Mau nanya quest game. Dah." Banri beranjak dari kursinya dan berjalan menuju pintu.

"Azassu," kata Juza singkat.

Tanpa harus Banri lihat pun, ia tahu, Juza bahagia.

"Ya ya ya."

Banri menutup pintunya dan kakinya mendadak lemas. Mukanya merah.

"Sialan Hyodo. Nggak usah keliatan seneng gitu kenapa..."

***

"Oi! Kamu! Tunggu!"

Murid SMA Ouka dengan kotak transparan cantik itu berhenti dan menoleh ke arah Banri yang baru saja memanggilnya.

"Kok kamu kabur sih tadi liat dia?!" Nadanya agak tinggi. Selain kelelahan, dia agak emosi melihat perlakuannya ke teman sekamarnya.

"D-dia itu Hyodo Juza! Preman sekolah Ouka!" jawab murid SMA Ouka itu.

"Kamu itu nggak tau dia sih!" Banri menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan kasar. "Yaudah! Aku mau nanya, itu kue apa?"

"Ha?"

"Aku. Tanya. Itu. Kue. Apa?!" Banri mulai tidak sabar.

"D-d-donat jeruk..." Si murid SMA Ouka itu mulai ketakutan.

"Beli di mana?!"

"D-di toko kue di ujung perempatan deket toko gitar deket SMA Ouka..."

"Tch. Agak jauh. Yaudah sana pergi!"

Banri kembali berlari. Kali ini menuju toko kue dan donat yang disebutkan tadi. Menjemput donat jeruk yang diinginkan Juza.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Comment! :3 Your comment means A LOT to me :D